Anak saya selalu menolak adiknya untuk bermain bersama

Anak saya 2 laki-laki, kelas 2 SD dan TK Besar. Sebagai adik tentu wajar jika dalam bermain tentu ingin bersama kakaknya, namun kakaknya sering menolak untuk bermain bersama, kadang malah seperti diusir, “sana ga usah ikut aku”. Kenapa bisa begini ya Bu, bagaimana solusinya? Terimakasih

 

Ibu yang di rahmati Allah, alhamdulillah ibu telah di karunia dua orang putra, yang sehat untuk persoalan yang muncul diantara kedua kakak beradik ini, hal itu sangatlah umum terjadi dan sangatlah alamiah karena sang kakak merasa sudah besar dan diapun beberapa tahun di dalam awal kehidupannya terbiasa sendirian (anak sulung) karena selisih waktu sebelum adiknya lahir. Demikian juga dengan adiknya karena terbiasa sejak lahir sudah ada saudara maka diapun terbiasa kehidupannya selalu bersama dengan orang lain, sehingga putra yang nomer 2 akan lebih merasa butuh untuk bersama dengan kakaknya.

Sebagai orang tua dua keadaan yang berseberangan ini perlulah untuk kita fahami sehingga kita akan menemukan solusi yang tidak perlu hingga mematahkan satu pola fikir yang telah ada, namun kita akan meluruskan pola fikir itu agar tidak muncul karakter yang tidak sesuai dengan syariat.

Adapun untuk penanganan anak pertama yang perlu kita fahami terlebih dahulu adalah keadaan yang telah kami sebutkan diatas karena sampai kapanpun perilaku orang tua terhadap anak sulungnya yang mana pada saat itu hamil dan kelahirannya tentulah sesuatu yang sangat diharap harapkan oleh keluarga muda saat itu, demikian juga ketika sianak telah lahir bagaimana perhatian tercurah sepenuhnnya baik dari orang tua si anak sulung dan anggota keluarga besarnya termasuk juga tentunya fasilitas-fasilitas yang menyertainya, sehingga banyak terjadi anak sulung memiliki karakter yang sedikit lebih egois dibandingkan dengan adik-adiknya.

Demikian juga ketika sianak sulung mendapatkan adik maka tiba-tiba sianak sulungpun harus merasakan perubahan yang drastis dari orang tua dan keluarga besarnya, dimana umumnya orang tua akan meminta pada sianak sulung untuk tiba-tiba menjadi orang yang lebih dewasa dari usianya karena dia harus memahami dan berlapang dada serta banyak berkorban demi adiknya, diantaranya saat anak masih kecil usia balita maka contoh ucapan yang muncul dari orang tuanya “Awas adiknya kalau nangis, Ayo sudah besar ngalah dengan adiknya “ dll,

Demikian pula untuk Si Adik, karena saat dia lahir sudah ada orang lain (kakak) sudah terbiasa dengan kehidupan bersama sama dan dia juga selalu mendengar bahwa sebagai anak kecil dia akan selalu mendapatkan perlindungan dan pelayanan yang di utamakan di banding kakaknya maka saran langkah dari kami adalah untuk anak yang sulung :

  1. Ibu bisa melakukan pendekatan bahwa dia tidak harus selalu yang mengalah sehingga anak sulung ketika ada perselisihan dengan adiknya maka kitapun kadang membela si anak sulung jika memang kebenaran itu ada di fihak si sulung.
  2. Ditanamkan kepada si sulung bahwa memiliki saudara itu rizki karena bisa bermain dan saling tolong menolong.
  3. Kitapun sebagai orang tua mesti menyadari  dan menghargai bahwa si sulung adalah pribadi sendiri sehingga si sulungpun butuh beraktifitas, berekspresi sesuai dengan kehendaknya sendiri. Walaupun tetap pemahaman yang nomer 2 serta stimulusnya tetap harus kita lakukan.

 

Untuk si Adik maka yang bisa kami sarankan adalah sebagai berikut :

  1. adik tidak mesti selalu kita penuhi segala keinginannya meskipun dia akan berekspresi tantrum ( rewel ) atau menangis
  2. adik juga perlu memahami dan menghargai keinginan kakaknya
  3. adik juga kita latih untuk beraktifitas sendiri tidak harus bergantung kepada kakaknya di antaranya bermain dengan ibunya atau kita kenalkan dengan anak yang seusianya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *